BAB I
PENDAHULUAN
11. Latar Belakang
Kontrasepsi
adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,upaya ini dapat bersifat
sementara dan dapat pula bersifat permanen (Ilmu Kebidanan 2003).
Metode
IUD telah menjadi bagian gerakan Keluarga Berencana Nasional serta peminatnya
makin bertambah, KB IUD ini aman,
efektif, dan digunakan dalam jangka waktu panjang.
12. Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan Umum Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam dari pengalaman yang nyata dalam melaksanakan manajemen kebidanan pada akseptor KB.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa
mampu meleksanakan pengkajian data pada klien akseptor KB.
b.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada akseptor KB.
c. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah
potensial pada akseptor KB.
d.
Mahasiswa
mampu menentukan kebutuhan segera pada akseptor KB.
e. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan
disertai rasionalisasi dan intervensi pada klien akseptor KB.
f. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan
kebidanan pada klien akseptor KB.
g.
Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien akseptor KB.
BAB
II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Menurut
buku Ilmu Kebidanan (1999), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah
memasukkan benda atau alat ke dalam uterus untuk mencegah terjadinya
kehamilan.
Menurut
buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) dipasang di luar hamil dan saat selesai menstruasi. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) tidak
dapat dipasang pada keadaan terdapat infeksi genetalia karena akan menimbulkan
eksaserbasi (kambuh) infeksi, keadaan patologis lokal (furunkel, stenosis
vagina, infeksi vagina), dugaan keganasan serviks, perdarahan dengan sebab yang
tidak jelas pada kehamilan (terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan,
infeksi).
Menurut
BKKBN (2003), AKDR adalah
suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan
tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui
vagina dan mempunyai benang.
Menurut Wikipedia, AKDR adalah:
1. Bentuk kontrol kelahiran yang kecil
berbentuk ‘T’, mengandung tembaga atau progesteron, dimasukkan ke dalam rahim.
2.
Bentuk kontrasepsi reversibel long-acting
yang merupakan jenis yang paling efektif untuk pengendalian kelahiran reversibel.
3.
Pada tahun
2002, IUD adalah bentuk yang paling banyak digunakan sebagai kontrasepsi reversibel, dengan
hampir 160 juta pengguna di
seluruh dunia.
2.2 Profil
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, profil IUD yaitu:
·
Sangat efektif, reversible dan berjangka
panjang.
·
Haid menjadi lebih lama dan banyak.
·
Pemasangan dan pencabutan memerlukan
pelatihan.
·
Dapat dipakai oleh semua permpuan usia
reproduksi.
·
Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang
terpapar pada IMS.
2.3 Jenis
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, jenis IUD yaitu:
·
AKDR CuT-380A
Kecil,
kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat
halus yang terbuat dari tembaga.
Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana-mana.
·
AKDR lain yang beredar di Indonesia
ialah NOVA T (Schering).
·
Selanjutnya yang akan dibahas adalah
khusus CuT-380A.
2.4 Cara Kerja
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, cara kerja IUD yaitu:
·
Mengahambat kemampuan sperma untuk masuk
ke tuba falopii.
·
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri.
·
Mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
·
Memungkinkan untuk mencegah implantasi
telur dalam uterus.
Menurut buku Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, mekanisme kerja lokal AKDR sebagai
berikut:
·
AKDR merupakan benda asing dalam rahim
sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan
limfosit.
·
AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran
cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitasi spermatozoa.
·
Pemadatan endometrium oleh leukosit,
makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan
blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
·
Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan
Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan
untuk melaksanakan konsepsi.
2.5 Pengguna Menyukai AKDR
·
Efektif mencegah kehamilan.
·
Jangka panjang.
·
Tidak perlu biaya penggunaan AKDR selama
5 tahun.
·
Tidak perlu memeriksa atau pemeriksaan
rutin selama pemasangan.
2.6 Keuntungan
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, keuntungan dari penggunaan IUD yaitu:
·
Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya
tinggi.
·
AKDR dapat efektif segera setelah
pemasangan.
·
Metode jangka panjang.
·
Sangat efektif karena tidak perlu
mengingat-ingat.
·
Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
·
Meningkatkan kenyamanan seksual karena
tidak perlu takut untuk hamil.
·
Tidak ada efek samping hormonal.
·
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume
ASI.
·
Dapat dipasang segera setelah melahirkan
atau sesudah abortus.
·
Dapat digunakan sampai menopause.
·
Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
·
Membantu mencegah kehamilan ektopik.
·
Mengurangi resiko kanker endometrium.
2.7 Kerugian
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, kerugian dari penggunaan IUD yaitu:
·
Efek samping yang umum terjadi:
Ø Perubahan
siklus haid.
Ø Perdarahan
tidak teratur.
Ø Haid
lebihh lama dan banyak.
Ø Saat
haid lebih sakit dan kram.
·
Komplikasi lain:
Ø Merasakan
sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.
Ø Perdarahan
berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
Ø Perforasi
dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).
Ø Abortus,
partus prematurus, atau infeksi.
·
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
·
Tidak baik digunakan denngan perempuasn
IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.
·
PRP terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR. PRP dapat memicu
infertilitas.
·
Prosedur medis, termasuk pemeriksaan
pelvic diperlukan dalam pemasangan AKDR.
Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
·
Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi segera
setelah pemasangan AKDR. Biasanya
menghilang dalam 1-2 hari.
·
Klien tidak dapat melepas AKDR oleh
dirinya sendiri. Petugas kesehatan yang
terlatih yang harus melepaskan AKDR.
·
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa
diketahui.
·
Tidak mencegah terjadinya kehamilan
ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
·
Perempuan harus memeriksa posisi benang
AKDR dari waktu ke waktu. Untuk
melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini.
2.8 Indikasi
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, yang dapat menggunakan IUD yaitu:
·
Usia reproduktif.
·
Keadaan nulipara dan multipara.
·
Menginginkan menggunakan kontrasepsi
jangka panjang.
·
Menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi.
·
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
bayinya.
·
Setelah mengalami abortus dan tidak
terlihat adaanya infeksi.
·
Resiko rendah dari IMS.
·
Tidak menghendaki metode hormonal.
·
Tidak menyukai untuk mengingat-ingat
minum pil setiap hari.
·
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5
hari senggama.
Pada umumnya ibu dapat
menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif.
AKDR dapat digunakan
pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya:
·
Perokok.
·
Pasca keguguran.
·
Sedang memakai antibiotika atau anti
kejang.
·
Gemuk ataupun yang kurus.
·
Sedang menyusui.
·
Penderita tumor jinak payudara.
·
Penderita kanker payudara.
·
Pusing-pusing, sakit kepala.
·
Tekanan darah tinggi.
·
Varises di tungkai atau di vulva.
·
Penderita penyakit jantung.
·
Pernah menderita stroke.
·
Penderita diabetes.
·
Penderita penyakit empedu atau hati.
·
Malaria.
·
Skistosomiasis (tanpa anemia).
·
Penyakit tiroid.
·
Epilepsi.
·
Nonpelvik TBC.
·
Setelah kehamilan ektopik.
·
Setelah pembedahan pelvik.
2.9
Kontraindikasi
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, yang tidak diperkenankan menggunakan IUD yaitu:
·
Sedang hamil.
·
Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
·
Sedang menderita infeksi alat genital.
·
Tiga bulan terakhir sedang mengalami
atau sering menderita PRP atau abortus septik.
·
Kelainan bawaan uterus yang abnormal
atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
·
Penyakit trofoblas yang ganas.
·
Diketahui menderita TBC pelvik.
·
Kanker alat genital.
·
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.
2.10 AKDR Tidak Menimbulkan
·
Penyakit radang panggul.
·
Meningkatkan risiko IMS.
·
Meningkat risiko abortus setelah AKDR dicabut.
·
Infertilitas.
·
Kelainan kongenital.
·
Kanker.
·
Migrasi AKDR ke jantung atau otak.
·
Dispareunia.
·
Mengurangi insidens kehamilan ektopik.
2.11 AKDR Post-Plasenta
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, AKDR Post-Plasenta yaitu:
·
Kita pernah mengenal program AKDR
postpartum di mana pasien mendapat insersi AKDR pasca persalinan. Program tersebut tidak pernah dikembangkan
lagi.
·
Dengan adanya cara yang relative baru
yaitu insersi AKDR post-plasenta mungkin mempunyai harapan dan kesempatan bagi
banyak ibu yang tak ingin hamil lagi.
Teknik ini cukup aman. Hanya
sebagian kecil (3-8 persen) ibu yang menginginkan anak lagi. Bagi Indonesia dengan kesulitan hidup yang
cukup tinggi (30 persen miskin), dan
banyaknya unmet need (8,6 persen) maka tekhnologi ini perlu
ditawarkan. Pasien hendaknya mendapat
konseling sebelum persalinan.
·
Pemasangan AKDR dapat dilakukan juga
pada saat seksio sesarea. Peningkatan
penggunaan AKDR akan mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan di masa depan,
sehingga akan mengurangi angka kematian
ibu di Indonesia.
2.12 Efektifitas
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, efektifitas dari penggunaan IUD yaitu:
·
AKDR post-plasenta telah dibuktikan
tidak menambah resiko infeksi, perforasi dan perdarahan.
·
Diakui bahwa ekspulsi lebih tinggi dan
ini harus disadari oleh pasien; bila mau akan dipasang lagi.
·
Kemampuan penolong meletakkan di fundus
amat memperkecil resiko ekspulsi. Oleh
karena itu perlu pelatihan.
·
Kontraindikasi pemasangan post-plasenta
ialah: ketuban pecah lama, infeksi intrapartum, perdarahan post partum.
2.13 Waktu Penggunaan
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, waktu penggunaan IUD yaitu:
·
Setiap waktu dalam siklus haid, yang
dapat dipastikan klien tidak hamil.
·
Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
·
Segera setelah melahirkan, selama 48 jam
pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan: setelah 6 bulan apabila
menggunakan metode amenorea laktasi (MAL).
Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama
48 jam pascapersalinan.
·
Setelah menderita abortus (segera atau
dalam waaktu 7 hari) apabila tidak, ada gejala infeksi.
·
Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama
yang tidak dilindungi.
2.14 Petunjuk Bagi Klien
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, petunjuk bagi klien setelah penggunaan yaitu:
·
Kembali memeriksakan diri setelah 4
sampai 6 minggu pemasangan AKDR.
·
Selama bulan pertama mempergunakan AKDR,
periksalah benang AKDR secara rutin terutama setelah haid.
·
Setelah bulan pertama pemasangan, hanya
perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami:
-
Kram/kejang di perut bagian bawah.
-
Pendarahan (spotting) diantara haid atau
setelah senggama.
-
Nyeri setelah senggama atau apabila
pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.
·
Copper T-380A perlu dilepas setelah 10
tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan.
·
Kembali ke klinik apabila:
-
Tidak dapat meraba benang AKDR.
-
Merasakan bagian yang keras dari AKDR.
-
AKDR terlepas.
-
Siklus terganggu atau meleset.
-
Terjadi pengeluaran cairan dari vagina
yang mencurigakan.
-
Adanya infeksi.
2.15 Informasi Umum
Menurut Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi, informasi umum tentang IUD yaitu:
·
AKDR bekerja langsung efektif setelah
pemasangan.
·
Kemungkinan terjadi perdarahan atau
spotting beberapa hari setelah pemasangan.
·
Perdarahan menstruasi biasanya akan
lebih lama dan lebih banyak.
·
AKDR mungkin dilepas setiap saat atas
kehendak klien.
·
Jelaskan pada klien jenis AKDR apa yang
digunakan, kapan akan dilepas dan berikan kartu tentanng semua informasi semua
ini.
·
AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS
termasuk virus AIDS. Apabila pasangannya
berisiko, maka harus menggunakan kondom seperti AKDR.
2.15 Cara Pemasangan
Menurut
buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, cara pemasangan IUD
adalah:
1. Copper
T atau Seven Copper:
a. Bungkus
seven copper atau copper T dibuka.
b. AKDR-nya
dimasukan ke dalam introdusor melalui ujungnya sampai batas tertentu dengan
memakai sarung tangan steril.
c. Introdusor
dengan AKDR terpasang dimasukan ke dalam rahim sampai menyentuh fundus uteri
dan ditarik sedikit.
d. Pendorong
selanjutnya mendorong AKDR hingga terpasang.
e. Introdusor
dan pendorongnya ditarik.
2. Multiload
atau Medusa:
a. Pembungkus
AKDR dibuka menjelang pemasangan.
b. Teknik
pemasangan langsung dengan mendorong sampai mencapai fundus uteri, tanpa
henti.
c. Setelah
mencapai fundus uteri, introdusornya ditarik.
d. Tali
AKDR dipotong sependek mungkin.
e. Sterilitas
pemasangan Medusa atau Multiload lebih terjamin, komplikasi perforasi terjadi
saat pemasangan AKDR.
Menurut
buku Kapita Selekta Kedokteran, cara pemasangan IUD adalah:
1. Lippes
Loop
a. Lakukan
pemeriksaan dalam untuk menentukan bentuk, ukuran, dan posisi uterus.
Singkirkan kemungkinan kehamilan infeksi pelvik.
b. Serviks
dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik, misalnya merkurokrom atau
jodium.
c. Inspekulo,
serviks ditampilkan dan bibir depan serviks dijepit dengan cunam serviks
kira-kira 2 cm dari ostium uteri eksternum dengan satu gigi di dalam kanalis
servikalis.
d. Masukan
sonde uterus untuk menentukan arah sumbu kanalis servikalis dan uterus, panjang
kavum uteri, dan posisi ostium uteri internum.
Tentukan arah ante atau retroversi uteri. Jika sonde masuk < 5 cm atau kavum uteri
terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan.
e. Tabung
penyalur dengan AKDR didalamnya dimasukan melalui kanalis servikalis sesuai
dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu memasukan sonde.
f. Sambil
mengeluarkan tabung penyalur perlahan-lahan, pendorong (plugger) menahan AKDR
dalam posisinya.
g. Setelah
tabung penyalur keluar dari uterus, pendorong juga dikeluarkan, cunam
dilepaskan, benang AKDR digunting 2-3 cm keluar dari ostium uteri, dan akhirnya
spekulum diangkat.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
adalah memasukkan benda atau alat ke dalam uterus untuk mencegah terjadinya
kehamilan, Ilmu Kebidanan (1999).
2.
Jenis-jenis
AKDR yaitu AKDR CuT-38OA dan NOVA T.
3.
Mekanisme kerja IUD yaitu menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri, dll.
4.
Efektivitas
dari bermacam-macam IUD tegantung pada:
a. IUD-nya: ukuran, bentuk kandungannya.
b. Akseptor: umur, parietas, frekuensi
senggama.
c. Dari faktor-faktor yang berhubungan
dengan akseptor.
5.
Kerugian
AKDR non hormonal (CuT-380A) yaitu perubahan siklus haid, haid lebih lama, perdarahan
(spotting) antar menstruasi, disaat haid lebih sakit. Kerugian IUD hormonal yaitu
jauh lebih mahal dari pada CuT-380A, harus diganti setelah 18 bulan.
6.
Indikasi
pemakaian AKDR atau IUD yaitu usia reproduktif, keadan nulipara, menginginkan
menggunakan kontrasepsi jangka panjang, menyusui, yang menginginkan menggunakan
alat kontrasepsi, setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.
7.
Kontraindikasi
pemakaian AKDR yaitu sedang hamil, perdarahan vagina yang tidak diketaui, sedang
menderita infeksi genetalia, penyakit trofoblas yang ganas, diketahui menderita
TBC pelvik.
8.
AKDR
bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan, AKDR dapat keluar dari
uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama, kemungkinan
terjadi perdarahan (spotting) beberapa hari setelah pemasangan, perdarahan
menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak, AKDR mungkin dilepas
setiap saat atas kehendak klien.
3.2
Saran
1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui
terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal
yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Sebagai tenaga kesehatan hendaknya
meningkatkan keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b. Sebelum memasang AKDR pada klien
jangan lupa untuk melakukan inform consent pada klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar