Minggu, 04 Mei 2014

Kebutuhan Dasar Pada Ibu Masa Nifas



KEBUTUHAN DASAR PADA IBU MASA NIFAS
1.     Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat mempengaruhi produksi ASI. Ibu menyusui harus mendapatkan tambahan zat makanan sebesar 800kkal yang digunakan untuk meproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu sendiri.

Pemberian ASI sangant penting karena ASI adalah makanan utama bayi. Dengan ASI, bayi akan tumbuh sempurna sebagai manusia yag sehat, bersifat lemah lembut, dan mempunyai IQ yang tinggi. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung asam dekosa heksanoid atau DHA. Bayi yang diberi ASI secara bermakna akan mempunyai IQ yang lebih tinggi dibandingakan dengan bayi yang hanyadiberi susu bubuk.
Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata-rata memproduksi ASI sekitar 800 cc yang mengandung sekitar 600 kkal, sedangkan pada ibu dengan status gizi kurang biasanya memproduksi kurang dari itu. Walaupun demikian, status gizi tidak berpengaruh besar terhadap mutu ASI kecuali volumenya.
1)    Energy
Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca partum mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini berdasarkan pada asumsi bahwa setiap 100 cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal. Efisiensi konfersi energy yang terkandung dalam makanan menajadi energy susu sebesar rata-rata 80% dengan kisaran 76-94% sehingga dapat diperkirakan besaran energy yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc susu sekitar 85 kkal. Rata-rata produksi ASI sehari 800 cc yang berarti mengandung 600 kkal. Sementara itu kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak 750 kkal. Jika laktasi berlangsung selama lebih 3 bulan, berat badan ibu akan menurun berarti jumlah kalori tambahan harus ditambahan.
Tambahan tersebut hanya sebesar 700 kkal, sementara sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari cadangan indogen yaitu timbunan lemak ketika hamil. Efisiensi konfersi energy hanya 80-90% maka energy dari makanan yang dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi energy ASI sebesar 400-450 kkal.
Untuk menghasilkan 850 cc ASI, dibutuhkan energy 680-807 kkal (rata-rata 750 kkal) energy. Jika kedalam dia tetap ditambahkan 500 kkal, yang terkonfersi hanya 400-450 kkal, berarti setiap hari haru dimobilisasi cadangan energy indogen sebesar 300-350 kkal yang setara dengan 33-38 gr lemak. Dengan demikian simpanan lemak selama hamil sebanyak 4kg atau setara dengan 36.000 kkal akan habis setelah 105-121 hari atau sekitar 3-4 bulan. Penghitungan ini sekaligus menguatkan pendapat bahwa dengan memberikan ASI berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat dan menepis isu bahwa menyusui bayi akan membuat badan ibu menjadi tambun.
2)    Protein
Selama menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein diatas normal sebesar 20 gr/hari. Ketentuan ini adalah tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gr protein. Dengan demikian, 830 cc ASI mengandung 10 gr protein. Efisiensi konfersi protein makanan menjadi protein susu hanya 70% (variasi perorangan). Peningkatan kebutuhan ini ditunjukkan bukan hanya untuk transformasi menjadi protein susu, tetapi untuk sintesis hormone yang memproduksi (prolaktin), serta yang mengeluarkan ASI (oksitosin).
Berikut ini adalah perbandingan tambahan nutrisi ibu menyusui pada wanita asia dan amerika:

No
Nutrisi
Wanita Asia
Wanita Amerika
1
Kalsium
0,5-1 gram
400 mg
2
Zat besi
20 mg
30-60 mg
3
Vitamin C
100 mg
40 mg
4
Vitamin B-1
1,3 mg
0,5 mg
5
Vitamin B-2
1,3 mg
0,5 mg
6
Vitamin B-12
2,6 mikrogram
1 mikrogram
7
Vitamin D
10 mikrogram
5 mikrogram
Tabel Perbandingan tambahan nutris ibu menyusui untuk wanita Asia dan Amerika (Sumber: Arisman, 2002)
Selain nutrisi tersebut, ibu menyusui juga dianjurkan makan makanan yang mengandung asam lemak omega 3 yang banyak terdapat pada ikan kakap, tongkol, dan lemuru. Asam ini akan diubah menjadi DHA yang akan dikeluarkan melalui ASI. Kalsium terdapat pada susu, keju, teri, dan kacang-kacangan. Zat besi banyak erdapat pada makanan lauk. Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan yang memiliki rasa kecut seperti jeruk, mangga, sirsak, apel, tomat dll. Vitamin B1 dan B2 terdapat pada padi, kacang-kacangan, hati, telur, ikan, dsb. Ada beberapa sayuran yang menurut pengalaman masyarakat dapat memperbanyak pengeluaran ASI, misalnya sayur daun turi (daun katuk) dan kacangan-kacangan.
Selain nutrisi, yang tidak kalah penting untuk ibu mnyusui adalah cairan (air minum). Kebutuhan minimal adalah 3 liter sehari, dengan asumsi 1 liter setiap delapan jam dalam beberapa kali minum, terutama setelah selesai menyusui bayinya.
Selama menyusui, ibu sebaiknya tidak minum kopi karena kopi akan meningkatkan kerja ginjal sehingga ibu akan buang air kecil lebih sering, padahal ibu sedang membutuhkan lebih banyak cairan. Selain itu, ibu juga harus menghindari asapa rokok karena nikotin yang terhisap akan dikeluarkan lagi melalui ASI sehinggga bayi dapat keracunan nikotin.
Dengan penjelasan tersebut, akhirnya dapat dirumuskan beberapa anjuran yang berhubungan dengan pemenuhan gizi ibu menyusui, antara lain:
1.      Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori
2.      Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin.
3.      Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, terutama setelah menyusui.
4.      Mengonsumsi tablet zat besi selama masa nifas.
5.      Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.


2.      Ambulasi
Ibu yang baru melahirkan mungkin enggan banyak bergerak karena merasa letih dan sakit. Namun, ibu harus dibantu turun dari tempat tidur dalam 24 jam pertama setalah kelahiran pervaginam. Ambulasi dini sangat penitng dalam mencegah thrombosis vena. Tujuan dari ambulasi dini adalah untuk membantu menguatkan oto-otot perut dan dengan demikian menghasilkan bentuk tubuh yang baik, mengencangkan otot dasar panggul sehingga mencegah atau memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Komplikasi kandung kencing dan konstipasi kurang sering terjadi. Yang penting, ambulasi dini juga menurunkan banyak frekuensi thrombosis dan emboli paru pada masa nifas.

3.      Eliminasi
1)      Buang Air Kecil
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi.
Berikut ini sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urin) pada ibu post partum:
a.       Berkurangnya tekanan intra abdominal
b.      Otot-otot perut masih lemah
c.       Edema dan uretra
d.      Dinding kandung kemih kurang sensitive

2)       Buang Air Besar
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari ke-2 postpartum. Jika hari ke-3 belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar peroral atau perrektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum BAB maka dilakukan klisma(huknah).
Faktor-faktor diet memegang peranan yang penting dalam memulihkan faal usus. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk memilih jenis-jenis makanan yang tepat dari menunya. Ia mungkin pula harus diingatkan mengenai manfaat ambulasi dini dan meminum cairan tambahan untuk menghindari konstipasi.

4.      Personal Higiene
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mejaga kebersihan diri ibu postpartum adalah sebagai berikut:
1.)    Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum
2.)    Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
3.)    Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari dan di setrika.
4.)    Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5.)    Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut.

5.      Istirahat dan Tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:
1)      Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
2)      Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
3)      Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
a.       Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b.      Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
c.       Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri

6.      Aktivitas seksual
Aktifitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini:
1)      Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami isteri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami isteri kapan saja ibu siap.
2)      Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami isteri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

7.       Keluarga berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diingankan.

Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya dan selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2% kehamilan.

Meskipun bebrapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.

Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu: bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya, kekurangannya, efek samping, bagaimana menggunakan metode itu, kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca persalinan yang menyusui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar